May 31, 2016

Hukum Bayi Tabung Menurut Islam


Bayi tabung dewasa ini menjadi bahan perbincangan. Hal tersebut dikarenakan bayi tabung dianggap sebagai salah satu alternatif bagi sepasang suami istri yang belum memiliki keturunan. Namun di sini lain, bayi tabung tidak pernah dikenal di masa generasi awal kemunculan islam. Bayi tabung muncul seiring dengan kemajuan teknologi. Bagaimana hukum dan mendudukan persoalan bayi tabung? Tulisan ini dibuat untuk menjawab persoalan tersebut.

May 30, 2016

Ingin Memiliki Keturunan? Perbanyaklah Hal Ini

Belum memiliki keturunan
Memiliki keturunan adalah sesuatu hal yang sangat didambakan oleh sepasang suami istri. Apalagi jika usia pernikahannya sudah cukup lama, sementara keturunan belum juga hadir. Memiliki keturunan adalah bagian dari naluri yang  Allah berikan kepada pada manusia, tepatnya ghoriizah an-Naw’ (naluri melestarikan keturunan)[1]. Ciri dari naluri ini adalah jika tidak terpenuhi tidak akan menimbulkan bahaya terhadap fisik, jiwa maupun akal tapi menimbulkan kegelisahan dan kepedihan[2]. Naluri ini akan muncul jika ada faktor-faktor yang membangkitkan naluri. Misalnya ditanya oleh teman atau saudara tentang berapa jumlah anak yang dimiliki. Dan naluri ini akan reda jika disibukkan dengan sesuatu yang dapat mengalahkan gejolak naluri tersebut.

Rasulullah SAW Boleh Menikahi Lebih dari Empat Istri, Ini Penjelasannya

Allah Subhanahu Wa Ta’ala membolehkan Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk menikahi lebih dari empat orang wanita. Inilah di antara kekhususan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Rosulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yang tidak diberikan kepada umat beliau. Umat Islam hanya dibolehkan menikahi maksimal empat orang istri saja. Apa hikmah dan rahasia dibalik kekhususan tersebut? 

Dalil kekhususan yang diberikan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Rosulullah Muhammad SAW untuk menikahi lebih dari empat orang istri tersebut di dalam Al-Qur’an  Allah SWT berfirman: 

May 29, 2016

Mitos Keliru Para Ayah

mitos keliru para ayah
Mitos Keliru Para Ayah - SELAIN sebagai suami, seorang pria juga berperan ganda sebagai seorang ayah -jika Allah SWT memberikan karunianya berupa anak tentunya. Seperti halnya suami, seorang ayah juga banyak yang termakan dengan mitos-mitos keliru soal ayah. Melengkapi tulisan sebelumnya, Mitos-mitos Keliru Para Suami yang masih bersumber kepada buku Sukses Jadi Suami & Ayah, karya Ust. Iwan Januar, berikut mitos-mitos keliru soal ayah:
1. Mengasuh Anak adalah Tugas Ibu. Tidak sedikit suami dan ayah yang masih berpandangan seperti ini kebanyakan pria beranggapan tugas suami adalah mencari nafkah, dan kasih sayang pada keluarga itu ditunjukkan dengan pemberian nafkah yang melimpah.

May 28, 2016

150 Cara Berbakti Kepada Ibu

Cara Berbakti Kepada Ibu

Cara Berbakti Kepada Ibu I Tulisan ini saya sarikan dari buku karangan Sulaiman bin Shaqir ash-Shaqir & Dr. Sulaiman bin Muhammad ash-Shagir yang berjudul “Ibumu, Ibumu, Ibumu….; Kamu dan Hartamu Kepunyaan Ayahmu…”, terbitan Pustaka Ibnu Umar – Bogor tahun 2010. Di dalam buku ini terdapat 150 cara yang bisa kita lakukan untuk berbakti kepada Ibu.

Berikut saya sarikan ke-100 cara berbakti kepada Ibu di antara 150 cara yang tercantum dalam dalam bukutersebut.

Mitos Keliru Para Suami

Anak-sholeh.com - Menjadi suami gampang-gampang susah. Dikatakan gampang, karena begitu usai ijab qabul, seorang laki-laki  secara otomatis menjadi suami bagi istrinya. Dikatakan susah, karena ternyata tidak sediikit yang gagal menjadi suami yang baik baik istrinya.
Jika kita telusur, apa sebenarnya yang menjadi penyebab gagalnya seseorang menjadi suami. Pasti jawabannya tidak sedikit dan beraneka ragam. Namun, adanya mitos-mitos salah para suami bisa dipastikan ikut menjadi penyebab gagalnya seorang menjadi suami. Mitos apa sajakah gerangan?

May 27, 2016

Doa Selamat Kelahiran Anak

Doa Selamat Kelahiran Anak
Doa Selamat Kelahiran Anak I KETIKA kita mendapatkan kabar gembira kelahiran seorang anak dari anggota keluarga, kerabat atau seorang teman, biasanya ada di antara kita yang mengucapkan “Selamat atas kelahiran putranya”, “Selamat, semoga menjadi anak yang sholeh”, “Selamat semoga anakmu menjadi anak yang berbakti kelak”, “Selamat, semoga anakmu berguna bagi nusa, bangsa agama dan orangtuanya”, atau dengan doa singkat “Bârokallâhu lakum” atau ucapan dan doa lain yang sejenis.
Ada ucapan dan doa yang lebih baik dari “sekedar” ucapan di atas. Dikatakan lebih baik karena dua hal. Pertama, dari sisi redaksinya jauh lebih bagus. Kedua, dari sisi sumbernya berasal dari orang-orang sholeh  terdahulu.

May 22, 2016

20 Faktor Penghambat Jodoh


Abu al-Ghifari dalam bukunya Bila Jodoh Tak Kunjung Datang menyebutkan beberapa hal yang menjadi faktor keterlambatan dalam mendapatkan jodoh. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung. Ada dua puluh faktor. Apa saja faktor-faktor itu? Berikut saya sarikan dari buku tersebut dengan sedikit penjelasan yang diperlukan.
Pertama, Doktrin Keluarga.  Biasanya ini terjadi dalam tiga bentuk (1) orang tua selalu tidak setuju dengan pasangan pilihan anak dan orang tua memiliki alternatif dan pilihan lain (2) orang tua sengaja memaksakan keinginannya kepada anak yang tidak disukai anak (3) orang tua mengharuskan anaknya menikah dengan pasangan yang memiliki syarat-syarat tertentu.

May 20, 2016

Berbakti Kepada Orang Tua yang Zalim

Orang Tua Zalim
BERBAKTI kepada kedua orang tua, adalah kewajiban yang sudah diketahui oleh kaum muslimin. Tidak ada yang mengingkari akan wajibnya berbuat baik kepada keduanya dan tidak ada yang meragukan besarnya dosa durhaka kepada keduanya. Namun, bagaimana jika kedua orang tua pernah berbuat zalim kepada anak-anaknya? Masihkah sang anak berkewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua yang zalim tersebut?
Ada sebuah riwayat dalam Al-adabul Mufradnya al-Imam Bukhari yang bisa dijadikan jawaban atas pertanyaan besar tersebut di atas.