Memiliki keturunan adalah sesuatu hal yang sangat didambakan oleh sepasang suami istri. Apalagi jika usia pernikahannya sudah cukup lama, sementara keturunan belum juga hadir. Memiliki keturunan adalah bagian dari naluri yang Allah berikan kepada pada manusia, tepatnya ghoriizah an-Naw’ (naluri melestarikan keturunan)[1]. Ciri dari naluri ini adalah jika tidak terpenuhi tidak akan menimbulkan bahaya terhadap fisik, jiwa maupun akal tapi menimbulkan kegelisahan dan kepedihan[2]. Naluri ini akan muncul jika ada faktor-faktor yang membangkitkan naluri. Misalnya ditanya oleh teman atau saudara tentang berapa jumlah anak yang dimiliki. Dan naluri ini akan reda jika disibukkan dengan sesuatu yang dapat mengalahkan gejolak naluri tersebut.
Bagi keluarga muslim yang belum memiliki keturunan dan sudah melakukan berbagai langkah medis namun belum juga kunjung mendapatkan keturunan, tidak ada salahnya dan memang semestinya mengikuti nasehat agung dari salah satu ulama shalih dari generasi tabi’in, Hasan al-Bashri (20 H – 110 H) rahimahullah. Nasehat yang bersumber kepada al-Qur’an, berikut ini.
Imam al-Qurthubi dalam Tafsirnya, Tafsir al-Qurtubhi 18/196 menyebutkan bahwa Ar-Rabi’ bin Shahih berkata, “Ada orang mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang paceklik, maka ia berkata, ‘Berisitighfarlah kepada Allah.’ Ada orang yang mengaduk kepadanya tentang kemiskinan, ia berkata, ‘Beristighfarlah kepada Allah.’ Ada yang meminta agar didoakan punya anak, ia berkata, ‘Beristighfarlah kepada Allah.’ Maka aku katakan kepadanya, ‘Kenapa Anda menyuruh mereka semua untuk beristighfar?’ Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, ‘Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’alaa berfirman dalam surat Nuh; ‘Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh [71]: 10-12)[3]
Bagi keluarga muslim yang belum memiliki keturunan dan sudah melakukan berbagai langkah medis namun belum juga kunjung mendapatkan keturunan, tidak ada salahnya dan memang semestinya mengikuti nasehat agung dari salah satu ulama shalih dari generasi tabi’in, Hasan al-Bashri (20 H – 110 H) rahimahullah. Nasehat yang bersumber kepada al-Qur’an, berikut ini.
Imam al-Qurthubi dalam Tafsirnya, Tafsir al-Qurtubhi 18/196 menyebutkan bahwa Ar-Rabi’ bin Shahih berkata, “Ada orang mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang paceklik, maka ia berkata, ‘Berisitighfarlah kepada Allah.’ Ada orang yang mengaduk kepadanya tentang kemiskinan, ia berkata, ‘Beristighfarlah kepada Allah.’ Ada yang meminta agar didoakan punya anak, ia berkata, ‘Beristighfarlah kepada Allah.’ Maka aku katakan kepadanya, ‘Kenapa Anda menyuruh mereka semua untuk beristighfar?’ Maka Al-Hasan Al-Bashri menjawab, ‘Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Tetapi sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’alaa berfirman dalam surat Nuh; ‘Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh [71]: 10-12)[3]
Nasehat agung itu adalah memperbanyak istighfar kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Tentu dibarengi juga dengan amal-amal lainnya seperti berobat bagi yang belum mendapat keturunan dan bekerja keras bagi yang terlilit kemiskinan. Allahua’lam bishowab. Semoga bermanfaat.
Catatan Kaki :
[1] Taqiyuddin an-Nabhani, Sistem Pergaulan dalam Islam, HTI Press, 2009. Hal. 174; (Terjemahan dari an-Nidzom al-Ijtima’iy fil Islam, Daarul Ummah, Edisi mu’tamadah hal. 103).
[2] Sistem Pergaulan dalam Islam, hal. 32
[3] Dikutip oleh Ust. Zaenal Abidin Bin Syamsudin dalam bukunya, Mencari Kunci Rezeki Yang Hilang, Pustaka Imam Abu Hanifah, Cet. 2010, Hal. 140 dan juga dikutip oleh Syaikh Majdi Muhammad Asy-Syahawi dalam bukunya Kunci-kunci Rezeki Jalan Meraih Rezeki yang Barakah dan Halal Semata-mata Mengharap Ridha Allah (Terjemah kitab Mafatih ar-Rizq), At-Tibyan, 2010. Hal. 5-6.