Dalam sebuah acara kajian Pra Nikah yang diselenggarakan di Kota Tangerang pada 07 Juli 2019 dengan tema, "Menjemput Jodoh yang Tak Kunjung Tiba" ada beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh peserta. Pertanyaan tersebu dijawab pada saat acara, dan ada juga yang dijawab melalui WA karena keterbatasan waktu. Berikut salah satu pertanyaan dan jawaban dari saya.
Tanya:
Bagaimana cara mengatasi trauma yang dialami di keluarga ( orang tua cerai ) dalam mencari jodoh, karena ada ketakutan rumah tangga saya kelak akan seperti ketakutan (pisah cerai) itu ?
Jawab:Secara sederhana trauma didefinisikan sebagai ketakutan yang berlebih yang disebabkan oleh kejadian buruk yang membekas dan menggangu. Keadaan trauma seseorang juga bisa berbeda-beda tergantung seberapa parah atau seberapa buruk kejadian yang menimpanya.
Bagaimana cara mengatasi trauma yang dialami di keluarga ( orang tua cerai ) dalam mencari jodoh, karena ada ketakutan rumah tangga saya kelak akan seperti ketakutan (pisah cerai) itu ?
Jawab:Secara sederhana trauma didefinisikan sebagai ketakutan yang berlebih yang disebabkan oleh kejadian buruk yang membekas dan menggangu. Keadaan trauma seseorang juga bisa berbeda-beda tergantung seberapa parah atau seberapa buruk kejadian yang menimpanya.
Sang penanya tentu lebih tahu apakah ketakutan akibat perceraian orang tua sudah sampai pada taraf trauma atau “hanya” pada taraf ketakutan biasa. Kalau sudah masuk kategori trauma, apakah sudah sampai tingkatan parah atau tidak. Jika memang dirasa sudah sampai pada trauma yang parah, tidak ada salahnya berkonsultasi kepada orang yang ahli dalam urusan mengatasi trauma.
Disamping itu, barangkali bisa dicari tahu sebab terjadinya perceraian orang tua. Dari situlah kita bisa menganalisa penyebab perceraian tersebut. Dan tidak terulang pada diri penannya.
Pertengakran terjadi karena dua unsur besar.
1) Adanya Penyebab perceraian.
2) Pelaku Perceraian.
Mengenai penyebab perceraian silahkan baca-baca artikel berkaitan dengan penyebab perceraian. Saya menulis artikel di www.sakinah.web.id sbb:
1) Atikel berjudul “Penyebab Keretakan Keluarga (Broken Home)” Baca Artikel
2) Artikel “4 Sikap Penghancur Hubungan Perkawinan”. Baca Artikel
3) Bisa juga tonton video saya di youtube ( Channel MABSUS AF ) yang berjudul “Agar Pertengkaran tak berbuah kehancuran.” Tonton Video
Mengenai pelaku perceraian bisa disebabkan oleh Suami, oleh istri atau oleh kedua belah pihak. Pastikan bahwa diri kita tidak melakukan sesuatu yang mendatangkan perceraian.
Hal penting lainnya adalah, pilihlah pasangan hidup yang baik agama dan akhlaqnya. Baik Agama dan Akhlak bisa diketahui dari kesaksian orang-orang yang pernah bergaul dengan yang bersangkutan. Karena kebaikan agama dan akhlaq bisa dilihat dari pergaulan sehari-hari yang terjadi secara alamiah.
Namun sayangnya, seringkali rekomendasi baiknya agama dan akhlaq tidak diindahkan oleh mereka yang sedang berikhtiar mencari pasangan. Agama dan akhlaq menjadi urusan nomor dua setalah fisik dan kemapanan ekonomi.
Padahal Rasulullah SAW pernah bersabda, “Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya, mungkin kecantikan itu bisa mencelakakan. Dan jangan kamu kawini wanita karena hartanya, mungkin hartanya itu bisa menyombongkannya. Akan tetapi kawinilah mereka karena ajaran agamanya, sesungguhnya seorang hamba sahaya yang hitam warna kulitnya tetapi beragama, itu jauh lebih utama”. (HR. Majah, Al-Bazar, dan Al-Baihaqi dari Abdullah bin Umar).
Meski hadis tersebut konteksnya untuk suami dalam memilih istri, namun berlaku juga bagi wanita dalam memilih calon suami.
Bagi seorang wanita memiliki suami yang bertakwa adalah karunia yang sangat besar. Bagaimana tidak, Hasan bin Ali pernah berkata, “Nikahkanlah ia dengan laki-laki yang bertakwa kepada Allah SWT. Jika laki-laki itu mencintainya, maka ia akan memuliakannya, dan jika marah ia tidak akan menzaliminya” (Ihya Ulumiddin). Tidakkah ada yang lebih indah diperlukan demikian indah. Dicintai atau tidak didzalimi.
Jangan lupa perbanyak dan persering berdoa kepada Allah SWT agar bisa mendapatkan suami yang sholeh lagi bertakwa. Dan berdoa agar diberi kemudahan dalam menerima calon suami yang sholeh dan bertakwa. Karena seringkali ditemukan ada seseorang, baik ikhwan maupun akhwat yang diakui kebaikan agama dan akhlaqnya namun sering kali ditolak hanya faktor fisik dan ekonomi semata. Padahal fisik akan kehilangan keindahannya, dan ekonomi akan bisa berubah di masa mendatang. Karena berbicara ekonomi tidak lain adalah rizki yang mana ada campur tangan Allah SWT dalam urusan rizki. Padahal menikah adalah sarana untuk menambah rizki.
Semoga sang penanya diberi kemudahan oleh Allah dalam mengatasi traum dan semoga diberikan jodoh yang sholeh lagi bertakwa, Jodoh yang jika mencintai akan memuliakan dan jika marah tidak mendzalimi. Aamin Ya Robbal ‘Alamiin.
Semoga Bermanfaat.
Allahua’lam bishowab.
Mabsus Abu Fatih