June 2, 2016

6 Hal yang Membuat Orang Tua Enggan Menerapkan Disiplin

Disiplin merupakan salah satu kunci keberhasilan. Orang yang memiliki disiplin tinggi memiliki peluang Sukses lebih besar dibandingkan dengan orang yang berdisiplin rendah. Tidak heran jika kebanyakan orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi Pribadi yang disiplin. Namun, mendisiplinkan anak bukanlah pekerjaan mudah. Tidak sedikit orang tua yang gagal dalam mendisiplinkan anak. Bahkan ada di antara mereka yang merasa enggan dalam mendisiplinkan anak.

Muhammad Rasyid Dimas dalam bukunya, "20 Kesalahan dalam mendidik Anak "menyebutkan ada enam hal yang bisa membuat orang tua enggan dalam menerapkan disiplin kepada anak-anak mereka, yaitu:

  1. Orang tua berputus asa dan kehilangan harapan dalam mengubah perilaku anak;
  2. Orang tua tidak mampu menentang perilaku buruk anak karena takut kehilangan cinta.
  3. Lemahnya tekad, vitalitas, dan kemampuan orang tua yang diakibatkan oleh suatu penyakit yang membuat mereka jauh dari situasi dan kehidupan anak-anak.
  4. Orang tua menahan diri dari melakukan counter terhadap perilaku buruk anak karena si anak suka marah dan bersikap reaktif,
  5. Terjadi ketidak-kompakan antara kedua orang tua tentang tujuan pendidikan
  6. Orang tua sibuk dengan masalah antaramereka sendiri sehingga pengawasan terhadap perilaku anak luput. [1] 

Lantas, bagaimana solusinya atas keenam hal tersebut? Jika dibolehkan untuk memberikan jawaban, solusi yang saya tawarkan adalah sbb:
  1. Orang tua harus memiliki tekad dan motivasi yang kuat. Jika orang tua lemah maka bisa berakibat fatal di kemudian hari, bahkan di akherat kelak. Jika anak tidak disiplin akan berpotensi mengalami kegagalan di masa mendatang. Anak yang tidak disiplin dalam belajar misalnya, tentu akan tertinggal dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki kedisiplinan tinggi. Atau yang tidak disiplin dalam beribadah tentuk akan kehilangan peluang dalam beribadah kepada Allah SWT.
  2. Memang terkadang tindak disiplin orang tua akan ditentang oleh anak-anaknya. Namun, seiring dengan perkembangan kedewasaan, sang anak akan memahami kenapa dulu orang tua mereka begitu ketat dalam mendisiplinkan anak. Di sisi lain, mendisiplinkan anak juga merupakan bentuk kasih sayang terhadap anak. Karena disiplin akan membawa kepada kebaikan.
  3. Perilaku anak yang suka marah dan bersikap reaktif, boleh jadi merupakan hasil dari didikan anak dimasa yang lalu. Hal ini semestinya menjadi pelecut bagi orang tua untuk mendisiplinkan anak sejak usia dini agar di kemudian hari sang anak memiliki Pribadi yang mudah diatur. Kalaupun sudah terlanjur, insya Allah upaya yang terus menerus disertai dengan kesabaran dan kasih sayang yang tinggi akan memberikan hasil.
  4. Perlu ada penyatuan kembali visi dan misi keluarga. Suami istri perlu kiranya duduk berdua untuk membincang ulang tentang arah perjalan rumah tangga kedepannya. Target keluarga harus dikaji ulang. Baik target jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Termasuk di dalamnya hal mendisiplinkan anak. Harapannya dengan penyamaan visi dan misi ini, keluarga akan memiliki panduan yang lebih terarah. Di antaranya dalam mendidikan anak.
  5. Perlu dievaluasi juga berkaitan dengan jadwal kegiatan suami istri. Mana yang masuk kategori wajib dan perlu dan mana yang masuk kategori biasa atau mubah saja. Bagi sepasang suami istri yang semuanya bekerja. Bisa jadi sang istri fokus dalam urusan rumah tangga adalah pilihan yang terbaik. Meski terkadang sangat sulit untuk dilakukan. Berdasarkan pengalaman pribadi, ketika memutuskan agar istri untuk berhenti bekerja, ada sedikit goncangan dalam hal ekonomi. Namun, pelan tapi pasti isa menyesuaikan diri. Apalagi jika ditimbang dari sisi agama, bahwa bekerja bagi seorang istri tidaklah wajib, sementara menyelematkan anak dari kerusakan adalah wajib. Insya Allah, niatan yang mulia akan dimudahkan oleh Allah SWT.

Ini beberapa pandangan pribadi penulis. Barangkali ada manfaatnya. Barangkali pembaca memiliki solusi lain yang lebih berkualitas. Silahkan ditulis dalam komentar. Allahua’lam bishowab. [] Mabsus Abu Fatih 

_____________________________________________
[1] Muhammad Rasyid Dimas, 20 Kesalahan dalam Mendidik Anak, (Bandung: Sygma Publishing), 2008. Hal. 14

sumber gambar : netweaveonline.com 

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment