Ibu Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga, saya seorang ibu rumah tangga dengan tiga anak. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan perilaku anak saya yang pertama (7 tahun). Suatu kali saya meminta tolong dia membeli sesuatu di warung dekat rumah. Saya tahu persis harga barang yang akan dia beli. Sewaktu saya minta uang kembaliannya, anak saya bilang tidak ada kembalinya. Saya cek ke warung, ternyata dia telah membelanjakan semua uang kembaliannya untuk membeli jajan, dan membagikannya sebagian pada teman-temannya. Saya terkejut, karena saya tahu dia telah berbohong. Ini baru pertama terjadi, tapi saya khawatir kalau kejadian seperti ini akan terulang lagi. Apa sebetulnya yang penyebabkan anak berbohong. Bagaimana mencegahnya, dan apa yang seharusnya dilakukan orang tua jika anak sudah telanjur berbohong. Jazakillah..
Wassalamu'alaikumWr.Wb.
Erna
Surabaya
Wa'alaikumsalam Wr.Wb
Ibu Erna yang baik, berbohong adalah sikap sengaja mengatakan sesuatu yang tidak benar dengan tujuan memperoleh keuntungan. Ada beberapa hal yang menyebabkan anak berbohong antara lain: (1) Anak suka berbohong untuk melindungi dirinya. Misalnya dari hukuman orang tua. (2) Anak membutuhkan perhatian dari orang tuanya dan lingkungannya. (3) Anak belum dapat membedakan antara kenyataan dan fantasi, biasanya muncul pada anak kecil. (4) Anak ingin melindungi teman atau orang lain dari serangan atau kritikan, dan bisa jadi anak berbohong karena (5) Mencontoh orang tua dan perilaku orang di sekitarnya. Misalnya jika orang tua sedang enggan mengangkat telepon, meminta kepada anak untuk mengatakan bahwa kita sedang pergi atau tidur. Hal itu akan menanamkan kebiasaan berbohong anak.
Jika anak berbohong untuk melindungi diri dan menutupi kesalahannya, maka orang tua harus lebih waspada. Karena alasan berbohong inilah yang paling berbahaya. Jika menjadi kebiasaan, maka anak akan semakin pintar berbohong dan berkelit. Dan jika kebiasaan ini terus berlanjut, lambat laun anak akan menjadi pribadi yang tidak jujur dan tak bisa dipercaya.
Ibu Erna yang baik, saya bisa memahami kekhawatiran Anda. Walaupun baru kali pertama, tetapi harus segera diingatkan. Sebagai orang tua kita dituntut untuk bijaksana, bila mendapati anak berbohong.
Cobalah bicara baik-baik dengan anak, jangan memojokkan anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang memojokkkan dan menuduh. Mungkin saat itu Ananda terpaksa melakukannya karena sangat menginginkan sesuatu, atau dibujuk oleh teman-temannya untuk membelanjakan semua uang kembaliannya. Sebaiknya lakukan pendekatan kepada anak dengan hati-hati dan bersahabat. Cari tahu benarkah anak berbohong dan untuk apa ia berbohong. Tidak perlu memberikan ancaman. Jika anak merasa terancam, lain waktu ia tidak akan mengaku, bahkan akan berusaha mengarang kebohongan lain. Beri pengertian kepada anak bahwa perilaku berbohongnya tidak disukai dan dapat berakibat buruk bagi dirinya dan orang lain.
Ibu Erna yang baik, kebiasaan berbohong pada anak dapat dicegah dengan mempererat hubungan antar orang tua dan anak. Jika anak dekat dengan orang tua, ia akan lebih terbuka sehingga ada rasa saling mempercayai dan menghargai. Jadi, luangkan waktu untuk bersama anak-anak. Jangan lupa sampaikan ayat-ayat, hadits tentang ketidakbolehan berbohong. Dengan membacakan-nya, menghafal dan mengkajinya Insya Allah akan dapat memberikan dorongan pada anak untuk tidak berbohong.
Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak perbuat? Amat besar kemurkaan Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan". (TQS Ash Shaff: 2-3 )
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya dari tempatku di hari kiamat, ialah orang yang paling baik akhlaknya dan orang yang paling aku benci dan paling jauh tempat duduknya dari tempatku di hari kiamat, ialah orang yang cerewet, suka membual dan omong besar". (HR Tirmidzi ).[]
Dra (Psi) Zulia Ilmawati
sumber: mediaumat.com