December 12, 2016

Kapankah Rasulullah SAW Dilahirkan?

Kapankah Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dilahirkan? Benarkah beliau dilahirkan pada 12 Robiul Awwal yang bertepatan dengan tahun gajah?. Berikut kami rangkumkan beberapa pendapat ulama dalam bidang Siroh Nabawiyah.

Ibnul Qayyim dalam Kelengkapan Tarikh Rasulullah (terjemah dari Jaami’u as-siiroh) menyatakan “Semua ulama sepakat bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dilahirkan di kota Makkah dan Kelahirannya terjadi pada tahun gajah.[1] 

Ibnu Hisyam dalam sirohnya menyebutkan, “Ibnu Ishaq berkata, bahwa Abu Muhammad bin Abdul Malik bin Hisyam berkata kepadaku bahwa Ziyad bin Abdullah Al-Bakkal berkata kepadaku dari Muhammad bin Ishaq al-Muththalibi yang berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam lahir pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal, tahun gajah[2]


Prof. Dr. Muh. Rawwas Qal’ahji secara singkat menyatakan “RasuluLlah saw. Lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah.[3]

Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Hadza al-Habib Muhammad Rasulullah Ya Muhibb menyatakan “Pada tahun Gajah, bulan Rabi’ al-Awwal atau dikenal denggan Rabi’ul Anwar, malam Senin tanggal 12, terbitlah fajar kenabian Muhammad. Itulah pendapat yang disepakati oleh para sejarawan tentang kelahiran yang penuh berkah tersebut.”[4]

Sedikit berbeda dengan ulama-ulama di atas, Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri dalam Sirah Nabawiyah (Judul asli: ar-Rohiiqul makhtuum) menyatakan “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dilahirkan di tengah keluarga Bani Hasyim di Makkah pada Senin pagi, tanggal 9 Rabi’ul Awwal, permulaan tahun dari peristiwa gajah, dan empat puluh tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan, atau bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-Manshurfury dan peneliti astronomi Mahmud Basya.”[5]

Bahkan Muhammad Husain Haekal menghimpun beberapa pendapat yang lebih beragam mengenai kapan RosuluLlah dilahirkan. Dalam bukunya, Sejarah Hidup Muhammad (terjemah dari Hayat Muhammad) beliau menyatakan “Terdapat perbedaan pendapat di kalangan sejarawan. Sebagian besar mengatakan pada Tahun Gajah (570 Masehi). Ibnu Abbas juga mengetakan ia dilahirkan pada Tahun Gajah itu. Yang lain berpendapat kelahirannya lima belas tahun sebelum peristiwa tersebut. Selanjutnya ada yang mengatakan ia dilahirkan beberapa hari atau beberapa bulan atau juga beberapa tahun sesudah Tahun Gajah. Ada yang menaksir tiga puluh tahun, dan ada juga yang memperkirakan sampai tujuh puluh tahun kemudian setelah itu.

Sebagian Buku Siroh Nabawiyyah
Juga para ahli berlainan pendapat mengenai bulan kelahirannya. Sebagian besar mengatakan ia lahir bulan Rabiul Awal. Ada yang berkata lahir pada bulan Muharam, yang lain berpendapat dalam bulan Safar, sebagian lagi mengatakan dalam bulan Rajab, sementara yang lain mengatakan dalam bulan Ramadan.
Perbedaan itu juga mengenai hari bulan ia dilahirkan. Satu pendapat mengatakan pada malam kedua Rabiul Awal, atau malam kedelapan, atau kesembilan. Tetapi pada umumnya mereka mengatakan ia lahir pada tanggal dua belas Rabiul Awal. Ini adalah pendapa Ibn Ishaq dan yang lain.” [6]

Syaikh Muhammad Husain Haekal sendiri sepertinya memilih pendapat bahwa Rosulullah dilahirkan pada tahun Gajah (570 Masehi). Ini bisa dilihat dalam silsilah Nabi beserta perkiraan tahun kelahiran yang dimuat pada bukunya tersebut (hal. 47).

Mengenai perbedaan pendapat di kalangan Ulama tersebut, nampaknya yang disampaikan oleh Dr. Akram Dhiya’ Al-Umuri dalam Shahih Sirah Nabawiyah (terj dari Al-Siiroh al-Nabawiyah al-Shohiihah) bisa menjadi jawaban. Beliau menyatakan “Riwayat yang shahih menerangkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lahir pada hari senin. Dan Riwayat yang paling kuat yang sampai pada kita menyebutkan bahwa beliau lahir pada tahun gajah”[7]

Dalam catatan kaki hal. 94 buku karangan Dr. Akram Dhiya’ Al-Umuri tersebut dijelaskan bahwa bahwa RosuluLlah pada hari senin bersumber pada Shahih Muslim 8:52, Abu Dawud dalam sunannya 2:808-809, Ahmad dalam Al-Musnad 5:29,299. Adapun berkaitan dengan tahun gajah, beliau menyebutkan keterangan berikut “Al-Hakim, al-Mustadrak 2:603 dengan sanad yang sampai pada Ibnu Abbas dan di dalamnya ada tadlis Abu Ishaq As-Siba’i, ia meriwayatkan hadits dengan menggunakan lafal “dari”, Ibnu Hisyam, As-Sirah 2:155 dengan sanad yang sampai pada Qais bin Makramah dan di dalamnya ada hadits serupa untuk menguatkan riwayatnya, dan ini ada yang serupa dan mengikutinya, dua riwayat di atas saling menguatkan dan bisa naik ke derajat hasan lighairihi.”

Dr. Akram Dhiya al-Umuri juga menyatakan bahwa riwayat yang menyebutkan bahwa Rosulullah lahir 10 tahun atau 23 tahun atau 40 tahun setelah peristiwa gajah riwayatnya bertolak belakang dan pada sanadnya terdapat ‘Illat.

Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa pendapat sebagian besar ulama yang menyebutkan RosuluLlah lahir pada tahun gajah diperkuat dengan beberapa kajian dan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti, baik dari kalangan muslim atau orientalis yang menganggap bahwa tahun gajah bertepatan dengan tahun 570 dan 571. [8]

Mengenai tanggal, hari dan bulan kelahiran, Dr. Akram menyampaikan “Para pakar sejarah berbeda pendapat mengenai tanggal, hari, dan bulan kelahiran beliau SAW. Ibnu Ishaq berpendapat bahwa beliau SAW dilahirkan pada malam hari tanggal 12 Rabi’ul Awal, sementara Al-Waqidi berpendapat bahwa beliau SAW dilahirkan pada tanggal 10 Rabi’ul Awal. Abu Ma’syar As-Sindi berpendapat bahwa Beliau SAW dilahirkan pada tanggal 2 Rabi’ul Awal. Di antara tiga pendapat tersebut, pendapat Ibnu Ishaq-lah yang paling kuat.

Dengan membaca referensi tersebut di atas. Nampaknya pendapat yang mengatakan bahwa Rosulullah lahir pada hari Senin, 12 Robi’ul Awwal tahun gajah atau bertepatan dengan tahun 570 / 571 Masehi adalah pendapat yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan. Bagaimana dengan pembaca yang mulia. Setuju dengan tulisan saya? Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa menambah kecintaan kita kehadirat RosuluLlah Muhammad SAW. Aamiin ya Robbal ‘aalamiin

Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad

Tangerang, Waktu Dhuha, 
12 Robiul Awwal 1437 H

Mabsus Abu Fatih




Catatan Kaki:
[1] Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Kelengkapan Tarikh Rasulullah, (Jakarta, Pustaka al-Kautsar, 2012). Hal. 15.
[2] Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam  Jilid 1, hal. 131 tebitan Darul Falah, (Jakarta, Darul Falah, 2005.
[3] Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol’ahji, Sirah Nabawiyah Sisi Politis Perjuangan RasuluLlah saw, Al-Azhar Press, 2007. Hal. 18
[4] Oleh Qisthi Press – Jakarta, buku tersebut diterbitkan dengan judul “May Beloved Prophet; Teladan Sepanjang Zaman”. Lihat hal. 71 versi terjemah.
[5] Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta, Pustaka al-kautsar, 2012). Hal. 45.
[6] Muhammad Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, Cetakan ke-39 (Jakarta, Litera AntarNusa, 2010). Hal. 51.
[7] Dr. Akram Dhiya’ Al-Umuri, Shahih Sirah Nabawiyah, (Jakarta, Pustaka Sunnah, 2015) Hal. 94.
[8] Dr. Akram Dhiya’ Al-Umuri, Shahih Sirah Nabawiyah hal. 95 bersumber pada Jawwad Ali, al-Mufashshal Fi Tarikh al-‘Arab Qablal Islam 9:443, 478.
Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment