Internet saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok. Banyak keluarga berlangganan internet, sehingga anggota keluarga dapat mengaksesnya dengan mudah. Selain itu, kehadiran telepon seluler juga memungkinkan seseorang dapat mengakses internet kapan saja dan dari mana saja. Tak terkecuali anak-anak. Terlebih munculnya jejaring sosial seperti facebook dan twitter, membuat anak-anak ketagihan internet. Mengapa? Karena mereka mendapatkan pengalaman baru dan kenyamanan dengan berinternet. Mereka mendapat sesuatu dari dunia maya yang tidak bisa didapatkan di dunia nyata.
Di dunia maya, seseorang bisa menjadi orang lain yang diinginkannya. Misal, seorang anak yang pemalu atau bahkan minder, menjadi agresif ketika berkenalan melalui chatting, e-mail atau faceebook. Ia lebih percaya diri karena temannya di dunia maya tidak tahu dia dalam dunia nyata. Anak-anak itu juga dapat membuat diri mereka menjadi karakter ideal, seperti cantik, kaya, atau hal lain yang mungkin berbeda dengan kehidupan nyata mereka.
Pertemanan tanpa batas pun terjadi, termasuk yang menjurus pada masalah intim.Ya, internet telah menjadi media bagi maniak seks bebas untuk mencari mangsa. Bayangkan, menurut data, ada 750.000 predator seksual setiap hari yang memanfaatkan ruang rumpi (chatting room) untuk berkenalan, kemudian merayu untuk melakukan hubungan seks. Mereka umumnya membidik para ABG yang belum berpengalaman dalam interaksi sosial. Bukankah sudah banyak remaja yang hilang kegadisannya setelah kopi darat dengan teman chatting-nya di dunia maya?
Karena itu, wajib bagi orang tua melindungi anak dari bahaya penggunaan internet, seperti pornografi dan para predator seksual. Beberapa tips berikut bisa dicoba:
1. Pahamkan tentang hukum internet dan pemanfaatannya.
Memang, dari sisi teknologi internet tidak haram, tapi kalau dimanfaatkan untuk hal-hal yang diharamkan akan menjadi haram. Tanamkan rasa takut pada Allah SWT, sehingga walau orang tua tidak ada, dia tahu bahwa Allah SWT memperhatikan dan melihat apa yang dilakukannya. Misal saat muncul situs porno, mereka dapat mengambil tindakan yang tepat. Mereka juga dapat memilah teman-temannya di facebook.
2. Orang tua jangan gaptek
Jangan mengganggap diri terlalu tua atau terlalu bodoh untuk mempelajari internet. Jadi, jangan gaptek (gagap teknologi). Kalau perlu, berbagilah dengan anak untuk sama-sama memahami teknologi. Kalau anak punya akun facebook, hubungkan dengan akun Anda agar tahu apa isinya, walau mungkin pakai nama samaran.
3. Letakkan komputer di tempat yang mudah dilihat.
Kadang orang tua merasa bangga dapat memajang komputer yang terhubung internet di kamar anaknya. Hal ini sebenarnya akan membahayakan anak karena mereka dapat leluasa mengakses situs-situs yang tidak baik tanpa diketahui orang tua. Sebaliknya, dengan meletakkan di tempat terbuka, misalnya di ruang keluarga, Anda dapat memantau situs apa saja yang dibuka anak.
4. Batasi penggunaan internet
Jangan biarkan anak-anak terlalu asyik di dunia maya. Tetapkan berapa lama internet boleh digunakan dan situs apa saja yang boleh diakses. Jelaskan juga, mengapa Anda melakukan hal ini dan bantu anak untuk memahami keputusan ini. Tanamkan bahwa itu semua demi kebaikan anak, bukan mengekang.
5. Jaga komunikasi yang baik dengan anak
Luangkan waktu untuk bercanda dengan anak dan berkomunikasi dengan terbuka. Komunikasi yang baik dan keakraban akan memudahkan Anda untuk menanamkan nilai-nilai moral. Anda dapat menjelaskan kepada anak apa saja bahaya penggunaan internet agar mereka tidak mudah terkecoh.
6. Antisipasi agar anak tidak kecanduan.
Ciri anak yang kecanduan internet antara lain melupakan aktivitas sehari-hari, seperti belajar, mandi, dan salat. Umumnya anak akan marah bila dibatasi dalam menggunakan internet. Dia juga cenderung enggan berkomunikasi dengan orang lain dan bersifat tertutup, atau hanya mau berteman dengan orang tertentu saja. Bila kondisi ini sudah menggejala, perlu perlakuan khusus untuk menyadarkan anak agar memahami dampak buruk kecanduan internet. Ajak anak bicara dari hati ke hati, pahamkan bahwa ini semua demi kebaikan dan masa depannya.(kholda)
Sumber : Media umat edisi [37]