June 30, 2010

Mendudukkan Kembali Fungsi Keluarga

Tanggal 29 Juni diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional. Keluarga adalah elemen terkecil masyarakat yang diharapkan menjadi sumber kebahagiaan dan kesejahteraan. Sudahkkah itu terwujud? Marilah kita cermati, betapa masih banyak problem yang dialami keluarga-keluarga di Indonesia. Seperti keluarga yang kesulitan ekonomi, kesulitan mengakses pendidikan hingga keluarga yang tercerai berai. Krisis keluarga ini bermula dari terjadinya bergeseran fungsi dan peran keluarga itu sendiri.

Keluarga idealnya menjalankan delapan fungsi, namun hal ini sudah mulai mengalami disfungsi.

June 28, 2010

Bolehkah Merekam Hubungan Suami-Istri ?

Soal:
Bagaimana hukum merekam hubungan suami-istri dengan menggunakan kamera? Bagaimana hukum memberitakan dan menyebarkannya sehingga bisa ditonton orang lain? Bagaimana pula hukum men-download, menkopi dan menggandakannya?

Jawab:
Masalah ini kini sedang ramai menjadi pembicaraan kaum Muslim, dan bala’ dari perbuatan tersebut telah menimpa mereka, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Karena itu, wajib dijelaskan hukumnya menurut syariah Islam. Islam telah mengajarkan akhlak dalam hubungan suami-istri (mu’asyarah). Dalam sabdanya, Baginda Nabi saw. bersabda:

«إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ أَهْلَهُ فَلْيَسْتَتِرْ وَلاَ يَتَجَرَّدَا تَجَرُّدَ الْعِيرَيْنِ»

Jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya (melakukan hubungan suami-istri), hendaknya menutup auratnya, dan mereka berdua tidak telanjang bulat (HR Ibn Majah dari ‘Utbah bin ‘Abdus Salma).

Dalam hadis lain, Nabi saw. juga bersabda:

Anak Sholeh Penolong Orang Tua di Akherat !

Anak Sholeh
Rasulullah saw. pernah bersabda, sebagaimana penuturan Anas bin Malik ra., “Pada Hari Kiamat kelak diserulah anak-anak kaum Muslim, ‘Keluarlah kalian dari kubur kalian.’ Merekapun keluar dari kuburnya. Lalu, mereka diseru, ‘Masuklah ke dalam surga bersama-sama.’ Mereka berkata, ‘Duhai, Tuhan kami, apakah orangtua kami turut bersama kami?’ Hingga pertanyaan keempat kalinya menjawablah Dia, ‘Kedua orangtua kalian bersama kalian.’ Berloncatanlah setiap anak menuju ayah-ibunya, memeluk dan menggandeng mereka; mereka memasukkan orangtuanya ke dalam surga. Mereka lebih mengenal ayah dan ibu mereka pada hari itu melebihi pengenalan kalian terhadap anak-anak kalian di rumah kalian.” 

(Kitab Nuzhah al-Majalis wa Muntakhib an-Nafais, ash-Shufuri, dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dari jalan ath-Thabrani).

Balasan Bagi Orang Tua yang Memerintahkan Anaknya Belajar al-Quran

Anak Belajar al quran
"Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan didunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran”.

Hadith diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilanya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568)

Hadits tersebut semestinya menjadi motivasi untuk para orang tua agar bersungguh-sungguh mendidik anak. Mendidik anak yang dimaksud adalah mendidik dengan agama. Dan di antara upaya mendidik anak dengan agama adalah mendorong sang anak untuk mempelajari al-quran. Semoga.

June 27, 2010

Seputar Kelahiran Bayi



Seputar Kelahiran BayiAda beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan seputar kelahiran bayi

A. Sebelum Kelahiran


1.Memilih pasangan yang sholeh sebagaimana sabda nabi : “Pilihlah wanita yang beragama, niscaya engkau beruntung” (Diriwayatkan al-bukhori, muslim dan lainnya).


2. Meminta perlindungan ALLAH SWT dalam proses pembentukan janin.Rosulullah SAW bersabda : Jika salah seorang dari kalian ingin menggauli istrinya, lalu berdoa, “Bismillahi, Allahumma Jannibna asy-Syaithoona, Wa Jannibi asy-syaithoona Maa Rozaqtanaa' (Artinya : Dengan nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkan setan dari apa yang Engkau rizkikan kepada kami /Anak), jika keduanya ditakdirkan mendapatkan anak, maka anaknya tidak bisa diganggu setan” (HR Al-Bukhari, Muslim)

Uwais al-qarni, seorang pemuda langit yg taat pada ibunya

Langit
Oleh: DM RULI



Pada zaman Nabi  Muhammad saw, ada seorang pemuda bernama Uwais Al-Qarni. Ia tinggal dinegeri Yaman. Uwais adalah seorang yang terkenal fakir, hidupnya sangat miskin. Uwais Al-Qarni adalah seorang anak yatim. Bapaknya sudah lama meninggal dunia. Ia hidup bersama ibunya yang telah tua lagi lumpuh. Bahkan, mata ibunya telah buta. Kecuali ibunya, Uwais tidak lagi mempunyai sanak family sama sekali.


Dalam kehidupannya sehari-hari, Uwais Al-Qarni bekerja mencari nafkah dengan menggembalakan domba-domba orang pada waktu siang hari. Upah yang diterimanya cukup buat nafkahnya dengan ibunya. Bila ada kelebihan, terkadang ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti dia dan ibunya. Demikianlah pekerjaan Uwais Al-Qarni setiap hari.