Tidak sedikit keluarga yang mengabaikan tujuan pendidikan di dalam keluarga khususnya pendidikan agama. Mereka lebih memercayakan kepada lembaga baik sekolah, majelis taklim, TPA, Pesantren atau tempat-tempat lainnya. Dilihat dari tempat penyelenggaraan pendidikan agama terbagi ke dalam empat tempat, yaitu di rumah, di masyarakat, di rumah ibadah dan di sekolah.
Diantara empat tempat pendidikan agama (Islam) tersebut, ternyata pendidikan agama di rumah itulah yang paling penting. Demikian pendapat Prof. Dr. Ahmad Tafsir dalam bukunya Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal.132). Pengabaian terhadap pendidikan di dalam keluarga khususnya pendidikan agama bisa berakibat fatal bagi keluarga muslimin tentunya.
Pentingnya pendidikan agama di dalam keluarga bisa dilihat dari beberapa sisi. Salah satunya dari tujuan pendidikan keluarga itu sendiri. Apa saja tujuan berkeluarga?.
Menurut Dr. Helmawaty Helmawati dalam Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016) disebutkan bahwa keluarga memiliki tujuan sbb:
1- Memelihara Keluarga dari Api Neraka
Tujuan pendidikan keluarga ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. At-Tahrim [66]: 6
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
2- Beribadah Kepada Allah SWT
Manusia diciptakan memang untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan perintah Allah dalam kitab-Nya yang menganjurkan agar manusia beribadah kepada Allah SWT. (QS. Al-Dzariyat [51]:56.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
3- Membentuk Akhlak Mulia
Penddikan dalam keluarga tentunya menerapkan nilai-nilai atau keyakinan seperti juga yang ditunjukkan dalam quran surat Luqman [31]: 12-19, yaitu agar menjadi manusia yang selalu bersyukur kepada Allah; tidak mempersekutukan Allah (keimanan); berbuat baik kepada kedua orang tua; mendirikan shalat (ibadah); tidak sombong; sederhana dalam berjalan; dan lunakkan suara (akhlak/kepribadian). Membentuk anak agar kuat secara individu, sosial, dan profesional. Kuat secara individu ditandai dengan tumbuhnya kompetensi yang berhubungan dengan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sementara Tujuan pendidikan Islam menurut Rumusan konferensi pendidikan Islam sedunia yang ke-2 (1980) yang Pernah diselenggarakan di Islamabad adalah,
“Education should aim at the balanced growth of total personality of man throught the training of man’s spirit, intellect, the rational self, feeling, and bodily sense. Education should therefore cater for the growth of man in all its aspect, spiritiaul, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large.” yang artinya “Pendidikan harus ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh, dengan cara melatih jiwa, akal, perasaan, dan fisik manusia. Dengan demikian pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia pada seluruh aspeknya: spiritual, intelektual, daya imajinasi, fisik, keilmuan dan bahasa, baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong seluruh aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan diarahkan pada upaya merealisasikan pengabdian manusia kepada Allah, baik pada tingkat individual, maupun masyarakat, dan kemanusiaan secara luas.”
Semoga penjelasan ini membuat kita lebih serius dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan pendidikan agama di dalam lingkungan keluarga.
Terima kasih sudah membaca.
Mabsus Abu Fatih
Tulisan ini pernah dimuat di UC-News